JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Para Pemimpin negara G20 meminta para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral lebih ketat mengawasi tingkat utang publik dan swasta menyusul sejumlah negara yang melebarkan defisit fiskal pada kebijakan luar biasa mengatasi COVID-19.
Begitu Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati usai mendampingi Presiden RI Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tingi (KTT) G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Minggu malam (22/11/2020.
Menurutnya, selain tingkat utang publik dan swasta, para pemimpin G20 juga memfokuskan perhatian pada potensi kenaikan biaya dana seperti bunga pinjaman (borrowing cost), dan juga perebutan likuiditas di pasar keuangan (crowding out) karena banyak negara ingin meningkatkan belanja untuk memulihkan ekonomi.
“Langkah-langkah untuk menjaga sustainabilitas dari tingkat utang baik di level publik maupun swasta akan menjadi suatu fokus yang harus dilihat pada masa COVID-19 ini maupun setelah masa COVID-19, ” ujar Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan di KTT G20 hari kedua Minggu ini, pertemuan pemimpin G20 banyak membahas kebijakan untuk merespons dampak pandemi COVID-19 yang telah menimbulkan kerusakan termasuk di bidang ekonomi dunia.
“Hal ini ditunjukkan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi dan juga dari sisi human capital. Oleh karena itu, semua negara melakukan berbagai tindakan kebijakan yang sifatnya luar biasa dan dalam hal ini tentu akan meningkatkan defisit dari fiskalnya,” ujar Sri Mulyani dilansir elshinta.
Di dalam masa sulit ini, komitmen dari banyak negara untuk menggunakan instrumen fiskal dan moneternya semaksimal sangat dibutuhkan.
Penggunaan instrumen fiskal dan moneter dibutuhkan berbagai negara untuk melindungi masyarakat, melalui kebijakan jaring pengaman sosial, dan juga menciptakan banyak lapangan kerja untuk mengatasi dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di masa pandemi.
“Untuk memulihkan ekonomi masing-masing negara dan kemudian menjadi pemulihan ekonomi global, juga perlu diperhatikan mengenai stabilitas sistem keuangan karena ini akan menjadi salah satu isu yang harus diperhatikan di dalam financing track,” ujarnya. (linda)