WASHINGTON, CITRAINDONESIA.COM- Tekanan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa terhadap Rusia semakin hebat guna melemahkan perekonomian negara yang dipimpin Vladimir Putin tersebut, dan membuatnya berhenti mendukung pemberontak Ukraina.
Seperti dilansir BBC, Rabu (30/7/2014), Presiden AS Barack Obama mengumumkan sanksi ekonomi baru terhadap Rusia. Aksi yang dikoordinir dengan Uni Eropa ini diyakini akan “semakin merusak perekonomi Rusia yang sudah lemah”.
“Sanksi baru tersebut berupa penambahan pembatasan tertentu yang dapat meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan Rusia jika terus mendukung kelompok separatis di Ukraina timur,” jelas BBC.
Berbicara di Gedung Putih, Obama mengatakan, perluasan sanksi tersebut menargetkan sektor kunci ekonomi Rusia, baik di bidang energi, persenjataan dan keuangan.
Salah satunya adalah dengan melarang warga AS atau orang-orang di negara itu melakukan transaksi perbankan dengan tiga bank Rusia, yakni VTB, the Russian Agriculture Bank (Rosselkhozbank) dan the Bank of Moscow.
Tak hanya itu, akses bank pemerintah Rusia terhadap modal juga dibatasi.
Sanksi ini merupakan buntut jatuhnya pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines (MAS) MH-17 di sebuah desa di wilayah Donetsk, Ukraina timur, setelah ditembak dengan rudak MA-11 Bulk yang menurut pemerintah Ukraina maupun AS, dilakukan oleh kelompok pemberontak yang didukung Rusia.
Kelompok yang menamakan diri Republik Rakyat Donetsk itu telah membantah tudingan yang diarahkan kepada mereka. Begitupula Rusia yang diminta AS dan sekutu-sekutunya agar ikut bertanggung jawab dalam tragedi 17 Juli 2014 yang menewaskan 298 orang tersebut.
Rusia bahkan sempat mengungkap adanya kejanggalan sebelum pesawat MH-17 meledak di udara dan jatuh dari ketinggian 10 km, karena saat itu ada pesawat jet tempur Ukraina yang mendekati pesawat yang sedang terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur itu.
Namun AS dan Uni Eropa bergeming, karena menurut mereka, ada bukti bahwa Rusia memang memasok peralatan berat untuk pemberontak Ukraina, termasuk misil yang dapat ditembakan dari darat hingga 10 km lebih ke udara. Dan rudal MA-11 Buk, klaim AS, adalah buatan Rusia.
Rencananya pemberian sanksi akan diumumkan hari ini. Bahkan Uni Eropa juga akan mengumumkan nama sejumlah pejabat Rusia yang aset-asetnya akan dibekukan, dan dilarang berpergian ke Eropa. (kris)