JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Negara-negara Teluk batasi penerbangan dalam upaya untuk memperlambat penyebaran wabah korona virus atau COVID-19 yang mematikan itu.
Sebanyak 322 orang telah didiagnosis fositif COVID-19 di Italia, dan 10 orang telah meninggal. Dan total korban Virus Corona ini per tanggal 25 Februari sebanyak 2.630 orang meninggal dunia dan 79.571 orang terinfeksi masih dirawat tim medis di berbagai belahan dunia.
Uni Emirat Arab (UEA) telah menangguhkan semua penerbangan ke dan dari Iran selain Teheran.
- COVID-19 Rugi Maskapai Global £ 23.7bn
- COVID-19, Tom Cruise Batal Suting di Venesia
- “Dunia Kiamat Setan COVID-19”
Bahrain juga menangguhkan semua penerbangan ke dan dari Dubai dan Sharjah di UEA sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Oman, Yordania, Kuwait, Irak dan Arab Saudi telah menangguhkan penerbangan ke Iran setelah kasus di sana.
Maskapai di seluruh dunia telah dipaksa untuk mengurangi penerbangan karena negara berusaha menghentikan penyebaran penyakit yang berpotensi mematikan.
Pada Selasa (25/2/2020), otoritas bandara Dubai mengatakan bahwa mereka telah menangguhkan semua penerbangan ke dan dari Iran dengan pengecualian ibukota Teheran.
Penumpang yang tiba dari Teheran akan diperiksa, katanya. Pelanggan didesak untuk menghubungi maskapai mereka jika mereka perlu memesan ulang penerbangan.
Kerajaan Bahrain telah menangguhkan semua jadwal penerbangan ke dan dari Dubai hingga pemberitahuan lebih lanjut, kata otoritas bandara.
Pada Senin (24/2/2020), Irak, Afghanistan, Kuwait, Oman dan Bahrain melaporkan kasus pertama coronavirus mereka, semuanya melibatkan orang-orang yang telah melakukan perjalanan dari Iran.
Pada hari yang sama Iran membantah menutup-nutupi berapa banyak yang meninggal akibat penyakit itu.
Untuk mencegah penyebaran virus, pemerintah Iran telah memerintahkan pembatalan konser, pertandingan sepak bola, dan penutupan sekolah dan universitas di banyak provinsi secara nasional, sebagai tindakan pencegahan.
Badan industri maskapai penerbangan global, International Air Transport Association (IATA), memperingatkan pada hari Jumat bahwa maskapai penerbangan akan kehilangan $ 29,3 miliar (£ 23,7 miliar) dari pendapatan tahun ini karena dampak virus.
IATA meramalkan bahwa permintaan untuk perjalanan udara akan jatuh untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Pekan lalu, maskapai Qantas dan Air France-KLM memperingatkan bahwa pendapatan mereka akan terpukul sebagai akibat dari penurunan permintaan coronavirus di Asia. (bbc/oca)