CHINA, CITRAINDONESIA.COM- Setelah bertahun- tahun lamanya gonjang- ganjing, Pemerintah China akhirnya menyetujui usulan Indonesia merenegosiasi kontrak harga gas dari Kilang LNG Tangguh di Papua Barat ke Fujian, China.
Seperti diketahui, adanya gonjang- ganjing itu menyusul aksi protes kalangan pengusaha nasional. Bahkan oleh Kamar Dagang dan Industri yang selama getol memprotes kelangkaan gas industri sebagai alat berpoduksi.
Karenanya patut diapreasiasi kesepakatan renegosiasi dimotori Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik.
Demikian petikan berita atas langkah Jero Wacik menerima delegasi China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) dipimpin Chairman, Board of Directors CNOOC Wang Yilin, di Jakarta, Jumat (10/5/2013).
“Harga ekspor gas ke Fujian sebesar US$ 3,5 per Million Metric British Thermal Units (MMBTU) sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi pasar saat ini. Harga gas ekspor Indonesia ke luar negeri di atas US$ 16 per MMBTU sedangkan harga gas domestik US$ 10 per MMBTU,” kata Jero.
Menteri ESDM dalam pertemuan tersebut didampingi Dirjen Migas A. Edy Hermantoro dan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini.
Terkait kesepakata renegosiasi itu pula, Pemerintah Indonesia segera membentuk tim untuk melakukan renegosiasi tersebut.
Jero juga menagku yakin dalam waktu dua bulan akan tercapai kesepatan harga baru sebagai hasil renegosiasi harga gas Kilang LNG Tangguh dengan pihak China. (kani)