JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Keseimbangan eksternal Indonesia pada triwulan I-2013 mengalami perbaikan sebagaimana yang diharapkan.
“Hal ini tercermin pada defisit transaksi berjalan yang menyusut menjadi US$5,3 miliar (2,4% dari PDB) dari defisit US$7,6 miliar (3,5% dari PDB) pada triwulan sebelumnya,” tulis Difi A. Johansyah, Humas Bank Indonesia (BI) dalam rilisnya, Rabu (15/5/2013).
Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia dalam memperbesar pasokan valuta asing (valas) untuk pembayaran impor minyak menyebabkan transaksi modal dan finansial mengalami defisit sebesar US$1,4 miliar.
Akibat dari defisit yang terjadi pada transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial, secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I-2013 mengalami defisit sebesar US$6,6 miliar.
“Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Maret 2013 turun menjadi sebesar US$104,8 miliar. Jumlah ini setara kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 5,7 bulan, di atas standar kecukupan internasional,” tambahnya.
Ditambahkan, pada triwulan II-2013, kinerja NPI secara keseluruhan diprakirakan akan semakin membaik. Karena didukung transaksi modal dan finansial yang kembali mencatat surplus sehingga diharapkan mampu membiayai defisit transaksi berjalan.
Ekspektasi perbaikan transaksi modal dan finansial tersebut terutama bersumber dari kenaikan arus modal masuk investasi portofolio asing dan investasi langsung asing (PMA).
Hal ini tercermin dari meningkatnya arus modal yang cukup besar di bulan April 2013, di antaranya berasal dari penerbitan obligasi pemerintah, sejalan dengan masih kuatnya fundamental ekonomi Indonesia dan dampak dari kebijakan moneter global yang masih akomodatif.
“Perkiraan kinerja NPI triwulan II-2013 yang membaik tersebut sudah mulai terindikasi dari jumlah cadangan devisa pada akhir April 2013 yang meningkat menjadi US$107,3 miliar,” paparnya. (friz)