KAMBOJA, CITRAINDONESIA.COM- Bentrokan antara aparat polisi antihuru-hara Kamboja dengan buruh industri garmen memakan korban satu perempuan tewas dan sejumlah orang luka-luka.
Bentrokan yang terjadi saat ketika ratusan buruh berpawai menuju rumah Perdana Menteri Hun Sen di pusat ibukota Phnom Penh, ini untuk menuntut upah yang lebih tinggi dari perbaikan kondisi kerja.
Tidak jelas bagaimana kekerasan berawal namun beberapa pegiat hak asasi mengatakan bahwa ketegangan terjadi ketika pengunjuk rasa mengancam akan memukuli lima aparat polisi yang dikirim untuk berunding dengan mereka.
Polisi kemudian menanggapi dengan melepas tembakan peluru tajam dan gas air mata untuk membubarkan kelompok pengunjuk rasa, yang melempari batu, pentungan dan besi.
Perempuan yang tewas tidak ikut protes namun sedang menjual beras di sekitar tempat kejadian dan terkena tembakan di bagian dada, seperti dikatakan keluarganya.
Lima biksu Buddha dilaporkan ikut terluka karena polisi menembakkan gas air mata ke sebuah pagoda yang menjadi tempat persembunyian sejumlah pengunjuk rasa.
Unjuk rasa di kalangan buruh industri garmen meningkat pesat di Kamboja dibanding tahun sebelumnya dan sebagian diwarnai dengan kekerasan. Industri tekstil negara itu merupakan salah satu urat nadi ekonomi dan menyumbangkan 80% dari total ekspor. (BBC/fid)