JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Dewan Penasehat Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Soetrisno mengatakan, rencana pemerintah untuk menaikan tarif tenaga listrik (TTL) pada tahun depan sama saja membunuh industri tekstil.
“Yang saya takutkan rencana kenaikan tarif listrik lagi, itu yang sebetulnya yang tidak inline dengan kehendak pemerintah untuk meningkatkan daya saing, itu akan PLNemangkas kemampuan daya saing kita di industri manufaktur,” ucap Benny di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (12/12/2013).
Namun, pelemahan rupiah kata Benny dirasa cukup menguntungkan industri tekstil karena mayoritas produk mereka untuk ekspor. Bahkan pelemahan rupiah ini disebut bisa meringankan beban perusahaan karena kenaikan UMP 2013 lalu.
“Tapi memang kenaikan (listrik) ini baru diberlakukan 1 januari 2014. Kalau UMP kan sudah terkompensasi dengan pelemahan rupiah, kalau pelemahan rupiah dari Rp9.500 ke Rp11.500 saya untuk 30 persen jadi ada kenaikan, jadi itu sudah ter-offset,” jelasnya.
sementara untuk investasi tahun depan dibidang tekstil kata Benny akan mengalami penururnan lantaran kebijakan pengetatan moneter yang diambil pemerintah.
“Tahun depan sistem ekonomi negara maju naik dan bagus, ini justru memberikan suatu peningkatan eksportasi tekstil kita kesana, kan ekspor kita terbesar ke AS, AS lagi naik, Eropa lagi mulai mau naik, Jepang akan mengeluarkan duit banyak, ini sebetulnya diharapkan ekspor kita naik,” tutupnya. (iskandar)