JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Laporan terbaru Bank Dunia menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 akan mengalami penurunan karena diperkirakan hanya tumbuh 5,2%, sedikit lebih rendah dibandingkan perkiraan pada Maret 2014 yang mencapai 5,3%.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A Chaves, kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/7/2014), mengatakan, Indonesia akan menghadapi peningkatan tekanan fiskal.
Melemahnya harga komoditas dan pertumbuhan kredit merupakan kunci yang dapat membatasi pertumbuhan PDB dalam waktu dekat.
“Indonesia akan memulai babak baru dari sejarahnya dan menghadapi berbagai pilihan kebijakan yang sulit. Dalam waktu dekat, mengatasi peningkatan tekanan fiskal dan menjaga keberlangsungan defisit transaksi berjalan sangat penting,” katanya.
Chaves menilai, untuk mewujudkan tujuan jangka panjang tersebut, maka dibutuhkan reformasi struktural yang lebih dalam. Dengan demikian, pemerataan kemakmuran dapat terjadi.
“Namun untuk mewujudkan tujuan jangka panjang seperti pertumbuhan di atas 6% dan pengurangan kesenjangan, reformasi struktural yang lebih dalam seperti reformasi kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan investasi lebih banyak di bidang infrastruktur, tidak dapat dihindari,” kata dia.
Ia yakin, reformasi tersebut akan membantu pemerataan kemakmuran di negara yang besar ini. (friz)