KHATMANDU, CITRAINDONESIA.COM- Sedikitnya 84 orang tewas setelah banjir dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Nepal, Sabtu (16/8/2014) waktu setempat, akibat hujan deras yang turun terus menerus.
“Sejumlah pejabat mengatakan, 33 dari 84 korban ditemukan kemarin. Sisanya hari ini,” ujar Xinhua, Minggu (17/8/2014).
Sejak pekan lalu Nepal tak henti-hentinya diguyur hujan lebat. Selain 84 orang kehilangan nyawa, 156 orang lainnya dinyatakan hilang, dan para pejabat mengatakan, sangat tipis harapan untuk menemukan mereka dalam keadaan hidup.
Wilayah yang paling parah terkena dampak bencana berada barat laut negara itu, dan meliputi beberapa wilayah kabupaten.
Belum diketahui berapa kerugian material akibat bencana alam ini. Bahkan jumlah korban tewas maupun hilang, masih simpang siur.
“Bangkai ternak tergeletak di mana-mana, rumah terendam air, harta telah berubah jadi puing sementara lahan pertanian telah disapu air,” kata Sanjaya Parajuli, kader politik setempat dari Birendranagar kepada Xinhua.
Sedang Laxmi Prasad Dhakal, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Nepal, menjelaskan, sedikitnya 1.500 orang meninggalkan rumah mereka, namun terjebak di daerah bencana.
“Mereka menunggu helikopter untuk diselamatkan,” katanya.
Warga yang ketakutan mulai bergerak menuju dataran tinggi dengan membawa apa sajayang bisa mereka bawa.
Banjir masih menggenang dan rumah-rumah tertimbun tanah longsor. Banyak yang menangis karena kehilangan anggota keluarga dan teman yang mereka cintai, dan menyalahkan pemerintah karena menanggapi bencana ini secara dingin.
Para pejabat Kementerian Dalam Negeri mengatakan sulit bagi pemerintah untuk mengirim logistik pertolongan ke daerah yang dilanda bencana akibat sebagian besar jalan di utara terendam air.
Negara Asia Selatan itu mulai menderita akibat kemarahan alam dari 2 Agustus tahun ini, ketika tanah longsor besar terjadi di Kabupaten Sindhupalchowk, bagian timur negeri tersebut, dan menewaskan 156 orang.
AXinhua menyebut, akibat kurangnya upaya pertolongan yang memadai dan kemampuan pemerintah untuk mempersiapkan diri sebelum bencana menerjang, ratusan orang tewas di Nepal selama musim penghujan setiap tahun. Bantuan dari upaya pertolongan warga setempat, relawan dan personel keamanan sangat terbatas karena rakyat hidup dalam kemiskinan. (kris)