
CitraIndonesia.Com: Selain memperlencar jalur distribusi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) diperintahkan  meningkatkan pengawasan “pelabuhan tikus” di daerah terpencil sebagai pintu keluar-masuk   barang ilegal (selundupan).
“Kita petakan daerah Indonesia. Kira-kira batu bara lewat mana. Kalau impor lewatnya ke mana saja. Yang harus kita jaga sini, sini, sini, itu ada,” ujar Direktur Jenderal Beadan Cukai Agung Kuswandono di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.
Untuk komoditas pertambangan, Agung menjelaskan sulit terdeteksi keluar masuknya barangtambang karena banyak perijinan dari perusahan tambang di daerah, yang perizinannya bukandiberikan oleh pemerintah pusat, melainkan dari pemda setempat.
Karenannya, pihaknya terusmelakukan sinkronisasi data. Selain itu, menurut Agung, pihaknya terus menganalisa kemungkinan-kemungkinan yangdilakukan guna memuluskan aksi penyelewengan tersebut.
“Nah modus-modus ini yang harusselalu kita pelajari, ini masuk ke peta kerawanan di Ditjen Bea dan Cukai dan selalu kita awasi.Dan ini dinamis bergerak,” ungkapnya. (friz)