BAGHDAD, CITRAINDONESIA.COM- Amerika Serikat (AS) mendukung langkah Presiden Irak Fouad Masoum yang melengserkan Perdana Menteri (PM) Nouri al-Maliki, dan menggantinya dengan Haidar al-Abadi.
Pelengseran ini dilakukan guna menghentikan perang yang terus berkecamuk yang dipicu oleh gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), dan menghentikan perang sektarian yang berpotensi menimbulkan genosida.
“Irak telah mengambil “langkah yang menjanjikan” sebagai langkah yang maju dengan menunjuk perdana menteri baru menggantikan Nouri al-Maliki,” ujar Presiden AS Barack Obama seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (12/8/2014).
Obama mengaku, ia telah bicara dengan Joe Biden, wakilnya, tentang penunjukkan Haidar al-Abadi itu, dan menyatakan dukungannya atas langkah yang ditempuh Masoum.
“Ini satu-satunya solusi yang langgeng bagi rakyat Irak untuk bersatu dan membentuk pemerintahan inklusif,” imbuhnya Obama.
Seperti diketahui, ISIS melakukan pemberontakan dan memicu perang sektarian di Irak, karena menilai kebijakan Maliki yang berasal dari aliran Syiah, sangat tidak adil. Kelompok yang disebut-sebut berasal dari kalangan Sunni ini kemudian mengambil alih Mosul, Tikrit, dan kota-kota Syiah yang lain, sambil bergerak ke Baghdad untuk menggulingkan pemerintahan Maliki.
Dalam pergerakan ini, ISIS yang pada Juli lalu mendirikan khilafah Islamiyah (negara Islam) dengan wilayah mencakup Irak dan Suriah, tak hanya membantai warga Syiah, tapi juga warga minoritas seperti pemeluk Kristen dan penganut sekte Yazidi yang bermukim di Kota Sinjar.
Krisis ini membuat AS ikut campur, meski Hillary Clinton dalam sebuah buku mengatakan, ISIS dibentuk oleh AS. Dengan dalih mencegah terjadinya genosida dan melindungi kepentingan AS di Irak, Obama mengizinkan tentaranya di Negeri 1001 Malam itu untuk menyerang ISIS, setelah kelompok radikal itu menyerbu Kota Sinjar dan pembunuh ratusan penganut Yazidi di kota itu, serta membuat 5.000 lainnya berlari ke gunung untuk mengungsi.
Obama mengakui, kepemimpinan baru Irak pasca pelantikan Abadi memiliki tugas yang sulit untuk mendapatkan kembali kepercayaan rakyatnya akibat konflik ini.
Haidar al-Abadi dinominasikan menjadi pengganti Maliki oleh Aliansi Nasional Syiah di parlemen, dan kemudian diangkat oleh Presiden pada Senin pagi waktu setempat dalam upacara singkat yang disiarkan langsung oleh televisi. (kris)