“Dengan mengembangkan, atau mencoba untuk memberikan lampu hijau pada perdagangan remanufactured goods, itu akan ada dampak terhadap kemajuan lingkungan, dan ada penghematan karena tidak usah ada input baru. Input bisa dihemat sampai 80 persen,†ujarnya sebagaimana dikutif dari VOA.
Dari 21 anggota ekonomi APEC, ujar Deny baru 12 negara, tidak termasuk Indonesia, yang mengikuti ketentuan ini dan bersedia mengolah barang bekas menjadi barang yang lebih bermanfaat dan berusia lebih lama.
Deny mengungkapkan, buku pedoman pengelolaan barang bekas sedang dibuat oleh Amerika Serikat, yang akan ditawarkan dalam pertemuan SOM II APEC kali ini.
“Amerika menawarkan suatu bentuk semacam buku pedoman ya, dimana ekonomi-ekonomi APEC lainnya juga silahkan menyumbang, untuk memberikan juga informasi-informasi yang menyangkut dunia remanufactured goods ini,†ujarnya. (linda)