JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Keputusan pemerintah memperketat pengeluaran negara ternyata menghampiri Badan Standarisasi Nasional (BSN) juga. BSN mengaku anggaran keuangan institusinya telah dipotong Rp6,2 miliar.
“Dengan adanya kebijakan penghematan anggaran belanja tahun ini, menyebabkan adanya kendala-kendala bagi pelaksanaan tugas dan pencapaian target kinerja BSN, kendala tersebut merupakan pengurangan target output yang memang tidak dapat dihindari,” ujar Kepala BSN Bambang Prasetya di Jakarta, Senin (27/5/2013).
BSN melaporkan, pagu anggaran sepanjang 2013 ditetapkan sebesar Rp98,54 miliar yang bersumber dari rupiah murni Rp89,32 miliar dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp9,22 miliar.
Terkait Standar Nasional Indonesia (SNI) dilakukan penghematan sebesar Rp5,92 miliar dibuat pada program pengembangan standarisasi nasional dengan pagu sebesar Rp59,877 miliar.
Menurut Bambang, dengan pengurangan tersebut, kinerja BSN khususnya pada program standarisasi bakal mengalami penurunan.
BSN mencatat penetapan SNI bakal turun dari semula 325 SNI menjadi 200 SNI atau berkurang sekitar 38%. Sementara SNI hasil harmonisasi dengan standar internasional berkurang dari 70 SNI menjadi 50 SNI. Berkurangnya standarisasi ini dikhawatirkan akan berdampak pada berkurangnya daya saing.
Selain berkurangnya jumlah penetapan standarisasi, BSN akui partisipasi Indonesia dalam kegiatan standarisasi regional, internasional bakal berkurang. Hal ini berdampak pada melemahnya posisi tawar Indonesia yang tidak bisa memperjuangan kepentingan nasional.
Dampak lain berupa berkurangnya fasilitas terhadap UMKM/Industri dalam menerapkan SNI, serta minimnya penyebaran informasi standarisasi kepada masyarakat. (linda)