JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- “Ala Mak.. tega rezim Presiden Jokowi menghapuskan atau menghilangkan BBM buat jatah rakyat kecil?
Mobil angkot, Ojol, Bus mau minum apa? Rakyat mau naik kendaraan apa? Jalan kaki? Negara tega?
Isu ini tengah jadi perbincangan masyarakat hingga YLKI.
“Santer terdengar bahwa Kementerian ESDM dan PT Pertamina (Persero) akan menghapus BBM bahan yang tidak ramah lingkungan, seperti bensin premium, pertalite dan solar,” ujar Ketua Harian YLKI Tulus Abadi kepada di Jakarta, Jumat (26/6/2020).
Ditambahkan bahwa : “Tentu saja wacana ini memicu kegelisahan sebagian warga Jakarta, karena musti merogoh kocek yang lebih besar untuk bahan bakar kendaraannya”.
Sebenarnya bagaimana dampak BBM terhadap lingkungan, kesehatan, dan bahkan aspek kerugian sosial ekonominya?
YLKI akan menggelar diskusi dengan tajuk *”Dampak Sosial Ekonomi Polusi Udara”*, pada *Sabtu, 27 Juni 2020, jam 09.00-12.00 WIB*.
Diskusi akan menghadirkan 5 (lima) nara sumber kompeten, yaitu:
1. *Prof. Dr. Budi Haryanto, M.Kes. M.Sc*. (Guru besar FKM UI);
2. *Drs. Dasrul Chaniago*, M.M.M.E.M.H (Direktur di KLHK);
3. *Dr. Syafrin Liputo, M.T*. (Kadishub DKI Jakarta);
4. *R. Choerniadi T* (Manager di PT Pertamina);
5. *Ahmad Syafrudin* (Direktur KPBB).
Selain narasumber utama, terdapat narasumber pembahas, yaitu:
1. *Dr. Komaidi Notonegoro*, Direktur Reformainer Institute;
2. *Sudaryatmo*, Anggota PH YLKI;
3. *Dr. Defiyan Cori*, ekonom Konstitusi;
4. *Putu Astawa*, Kadis Pariwisata Prov. Bali.
(Adams)