JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Negara-negara di Asia Tenggara siap berkolaborasi menjadi basis manufaktur di Asia (factory Asia’s next frontier) serta mengambil peluang memasuki era revolusi industri 4.0.
‘Jadi, ke depan itu bukan lagi persoalan kekuatan masing-masing, tetapi lebih kepada kerja sama antara negara anggota Asean yang saling menguntungkan’, kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, narasumber diskusi World Economic Forum (WEF) on Asean di Hanoi, Vietnam, Kamis (13/9/2018) waktu setempat.
Forum tersebut dihadiri lebih dari 1.200 peserta meliputi pemimpin bisnis, kepala negara, menteri, akademisi, dan sejumlah tokoh penting. Mereka berdiskusi dan berbagi pandangan mengenai masa depan, khususnya tentang Industri 4.0 sesuai tema yang diusung “Asean 4.0: Entrepreneurship and the Fourth Industrial Revolution”.
- Jokowi: Ekonomi Indonesia Seperti Film Avengers
- Jokowi Target USD 30 Miliar Perdagangan ke Korea of Repblic
Menperin menyebutkan, beberapa strategi yang perlu dilakukan negara-negara di Asean supaya industri manufakturnya berdaya saing global, antara lain adalah meningkatkan kapabilitas manufaktur mereka yang maju dan diperlukan kebijakan untuk menarik investasi.
Selanjutnya, teknologi baru harus diadopsi dan dibutuhkan keterampilan pekerja dalam menanganinya. ‘Dengan industri 4.0, tentunya menimbulkan kesempatan baru yang membutuhkan kerja sama untuk reskilling maupun up-skilling terhadap kompetensi sumber daya manusia (SDM) di masing-masing negara Asean’, jelasnya.
Sebelumnya, di depan sejumlah pemimpin negara, Presiden Joko Widodo mengajak mereka bersama-sama mendorong peningkatan ekonomi bukan lagi dari sumber daya alam, melainkan SDM yang tidak terbatas. Menariknya, Jokowi menyampaikan hal itu dengan menyitir film Avengers: Infinity War.
“Kita tahu, dalam film tersebut muncul sosok bernama Thanos yang mengancam akan memusnahkan setengah populasi bumi, dengan alasan sumber daya yang kian terbatas. Namun kenyataannya, sumber daya untuk manusia tidak terbatas,” tegasnya. (linda)