JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Melimpahnya sumberdaya alam rotan di Kalimantan ternyata tidak diimbangi dengan kemampuan pelaku usaha/petani rotan dalam hal merubah rotan menjadi produk bernilai tambah.
Selama ini kebanyakan warga Kalimantan menjual rotan dalam bentuk bahan baku, bukan produk jadi.
Padahal, jika rotan diolah menjadi produk furniture dan kerajinan lainnya akan mendatangkan nilai tambah bagi petani/pelaku usaha rotan.
Melihat keterbatasan sumberdaya manusia untuk pengembangan rotan ini, maka pemerintah memfasilitasi Kabupaten Katingan mendatangkan perajin asal Cirebon yang sudah terkenal mahir mengolah rotan menjadi produk bernilai tambah.
“Selama ini, daerah penghasil bahan baku rotan di Kalimantan Tengah masih kekurangan SDM. Melalui program transmigrasi, kami telah mendatangkan 35 perajin rotan asal Cirebon untuk menutupi kekurangan SDM di Kabupaten Katingan, Kalimantan Selatan,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah, Rabu (12/6/2013).
Selain Kabupaten Katingan, kata Euis, Kabupaten Barito Timur juga sangat kekurangan SDM perajin rotan.
“Pemerintah daerah (Pemda) Barito Timur meminta pemerintah pusat dapat menyuplai perajin rotan dari Cirebon dengan sistem transmigrasi,” paparnya. (iskandar)