JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang 2013 memang ditutup mengecewakan. Meskipun sempat mencapai level Rp9.600 per USD pada awal Januari, namun Rupiah pada akhir Desember malah mencapai Rp12.100 per Dolar AS.
Bagaimana dengan 2014? Awal tahun, nilai tukar rupiah 2014 sempat mencapai Rp12.242 per dolarnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A Johansyah mengatakan, nilai tukar Rupiah pada 2014 diprediksi menguat setelah laju inflasi dan impor terkendali serta ada kepastian pengurangan stimulus AS dan lancarnya Pemilu 2014. Saat ini, nilai Rupiah mencapai sekitar Rp12.000 per USD yang diungkapkan Difi memang selalu bergejolak pada akhir tahun.
Dia melihat, pada akhir semester I atau paling tidak awal semester II 2014, nilai tukar Rupiah akan membaik, berada di bawah Rp11.000 per USD. Menurut dia, pelemahan nilai tukar Rupiah bukan kiamat. Salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah adalah tingginya impor sehingga permintaan valuta asing meningkat.
Pergerakan nilai tukar Rupiah dengan USD di tahun depan diyakini akan tetap menguat menuju Rp11.500 per USD. Sedangkan sepanjang tahun depan diperkirakan rata-rata rupiah akan bergerak di level Rp11.000 per USD, lebih lemah dari rata-rata tahun ini di level Rp10.460. Kondisi ini didukung oleh kembali menguatnya perekonomian di Eropa, AS, dan Cina di akhir tahun ini.
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Ryan Kiryanto mengatakan rata-rata nilai tukar Rupiah di tahun ini di level Rp10.460 karena awal tahunnya masih di level Rp9.760. Secara gradual di tahun depan akan membaik ke Rp11.000 hingga Rp11.500 per USD.
Hantaman badai ini tak terlepas dari lebih kepada perbaikan ekonomi AS, penutupan pemerintah AS, serta rencana tapering off yang dilakukan Bank Sentral AS, The Fed yang akhirnya dilakukan pada awal tahun 2014. Sementara itu hantaman di dalam negeri akibat tingginya importasi BBM yang membuat current account defisit. (eka)