JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengeluhkan pengurangan kuota BBM bersubsidi untuk Kapal Nelayan tahun 2014 sebesar 1,8 juta Kilo Liter (KL) dari sebelumnya tahun 2013 mencapai 2,2 juta KL.
“Pengurangan kuota BBM Subsidi sebanyak 2,8 juta KL untuk nelaya sangat pengaruh besar terhadap nelayan, terutama pemperburuk nasib nelayan kecil,” kata Gellwynn Yusuf, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP kepada citraindonesia.id, melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Kata Gellwynn, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) berupaya agar ke depan kondisi seperti ini tidak terjadi lagi. “Nelayan tidak bisa melaut karena tidak ada solar. DJPT juga akan fokus pada upaya peningkatan perlindungan nelayan, termasuk untuk menanggulangi dampak kenaikan harga BBM besubsidi,” ujarnya.
Gellwyn khawatir pembatasan BBM Subsidi ini membuat nelayan kecil tidak bisa melaut karena tidak kebagian BBM.
“Dampak lainnya, tentu saja produksi ikan berkurang, karena intensitas melaut berkurang. Tapi walaupun BBM subsidi dibatasi, target perikanan tangkap sebesar 6 juta ton tahun 2014 tidak meleset. Kalaupun berkurang tidak terlalu signifikan, karena sudah memasuki akhir tahun. (pemi)