JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir di zona merah, Kamis (24/11/2016), seiring jatuhnya sejumlah bursa saham utama di kawasan regional yang membuat indeks MSCI terpelanting di teritori negatif.
Indeks komposit Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup terkoreksi tajam hingga 2% atau 104,37 poin ke level 5.107,63 dari penutupan Rabu yang berada di 5.211,99.
IHSG telah melemah sejak awal perdagangan dengan dibuka turun 0,63% atau 32,77 poin ke level 5.179,22 dan setelah itu melaju di zona merah dengan kecenderungan semakin melemah.
Sepanjang hari ini, IHSG BEI bergerak di kisaran 5.102,42-5.194,25.
Bersamaan dengan itu, indeks LQ45 ditutup jatuh 2,49% atau 21,73 poin ke level 851,49.
Dari 497 saham yang dipantau Bloomberg diperdagangkan di BEI, 265 saham berakhir turun dan 112 saham berakhir naik.
Sembilan dari 10 indeks sektoral yang tercatat di laman BEI membebani IHSG dengan penurunan tertajam dialami sektor aneka industri (-2,85%), diikuti infrastruktur (-2,59%) dan keuangan (-2,56%).
Satu-satunya sektor penopang IHSG BEI adalah pertanian (+1,12%).
“Aksi jual obligasi di pasar negara berkembang yang dipicu kemenangan Donald Trump pada Pemilu AS 8 November, kembali terjadi setelah data terbaru yang dirilis AS menunjukkan bahwa pesanan barang tahan lama dan manufaktur lebih baik dari perkiraan, dan membantu menjaga taruhan untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve bulan depan,” ujar Bloomberg.
- Minim Katalis, IHSG Memerah
- Saham Asia Lengser dari Level Tertinggi dalam 12 Hari
- Balik Arah Jelang Penutupan, IHSG Naik 0,14 Persen
Para pejabat di bank sentral AS menilai, perekonomian negaranya telah cukup kuat untuk menopang dampak dari kebijakan moneter yang lebih ketat di tengah soliditas data di pasar tenaga kerja, sehingga beberapa di antaranya mengatakan, berdasarkan risalah hasil pertemuan Fed pada November, kenaikan Fed funds rate (FFR) harus dilakukan pada Desember.
Potensi terjadinya fund ouflow di negara-negara berkembang ini membuat indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang ditutup jatuh 0,5%, antara lain didorong kejatuhan indeks Kospi Korsel 0,9%, kejatuhan indeks Hang Seng Hong Kong 0,3% dan kejatuhan IHSG BEI 2%.
Saham-saham Jepang positif karena yen melemah terhadap dolar dengan indeks Topix ditutup menguat 0,9% dan menyentuh level tertinggi sejak Februari 2016.
Di Eropa, bursa saham bergerak naik dengan indeks Stoxx Europe 600 dibuka menguat 0,6%.
Tim Riset Samuel Sekuritas menilai sebenarnya potensi penguatan IHSG ada seiring naiknya bursa global dan regional Asia, dan juga tren kenaikan harga – harga komoditas.
Namun pergerakan indeks dolar AS yang masih menunjukkan tren penguatan, sehingga berpotensi menekan rupiah dan suhu politik dalam negeri yang beberapa waktu belakangan ini memanas, sehingga berpotensi menjadi sentimen negatif bagi pasar saham.
Seperti diketahui, situasi politik domestik sedang tidak menentu menyusul langkah Polri dalam menangani kasus penistaan agama yang dilakukan gubernur Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Polisi dinilai setengah hati menangani kasus ini, sehingga umat Islam dengan dimotori GNPF-MUI menggelar aksi demo besar-besaran pada 14 Oktober dan 4 November.
Meski kemudian Ahok dijadikan tersangka, namun polisi tidak juga menahannya, sehingga umat Islam akan kembali menggelar aksi pada 2 Desember.
Dalam kondisi seperti ini, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menghembuskan isu tentang akan adanya makar, sehingga sang jenderal diingatkan sejumlah kalangan agar jangan sembarangan melontarkan isu. Apalagi jika sumbernya tidak valid. (man)