JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- CEO Boeing Dennis Muilenburg memastikan kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bahwa pesawat jenis 737 MAX 8 yang diproduksi perusahaan itu aman untuk terbang.
Boeing mengatakan Muilenburg berbicara dengan Trump melalui telepon, Selasa (12/3/2019) waktu AS tanpa memberi rincian lebih jauh.
Pesawat Ethiopian Airlines ET302 jenis Boeing 737 MAX 8 jatuh enam menit setelah lepas landas dari bandara internasional Bole di Addis Ababa, Minggu (10/3/2019), menewaskan seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 157 orang.
- Jusuf Kalla Angkat Bicara Larangan Terbang Boeing 737 Max 8
- Singapura Larang Keluar- masuk Pesawat Boeing 737 Max
- Satu WNI Tewas Jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines
Kecelakaan ini hanya berselang kurang dari lima bulan setelah pesawat jenis yang sama jatuh di Laut Jawa delapan menit setelah lepas landas dari bandara internasional Soekarno-Hatta, menewaskan 189 orang.

Strop operasi:
Beberapa negara, antara lain China, Indonesia, Ethiopia, Turki, Brazil, Korea Selatan dan seluruh negara di Uni Eropa stop operasi sementara waktu pesawat Boeing 737 MAX 8 menyusul kejadian mengenaskan itu.
Namun, Amerika tetap mengoperasikan jenis pesawat ini, meskipun sebelumnya Presiden Trump telah mencuit bahwa pesawat penumpang modern itu telah menjadi “terlalu rumit.”
“Pesawat terbang kini menjadi terlalu rumit untuk terbang. Tidak lagi dibutuhkan pilot, melainkan hanya ilmuwan komputer dari MIT (Massachusetts Institute of Technology, red). Saya melihat hal ini terjadi pada banyak produk di sepanjang waktu. Selalu berupaya melangkah lebih baik tetapi tidak perlu, seringkali yang lebih tua dan sederhana justru lebih baik. Keputusan kedua adalah…” cuit Trump.
“Keselamatan merupakan prioritas utama Boeing dan kami percaya penuh pada keamanan 737 MAX 8,” demikian pernyataan Boeing, dan menambahkan belum ada pedoman baru yang diterbitkan dan otorita penerbangan sipil Amerika pun belum merekomendasikan langkah apapun.
Sekedar informasi, satu WNI bernama Harina Hafitz, korban jatuh Pesawat Ethiopian Airlines. “Korban WNI, perempuan tinggal di Roma, Italia. Dia bekerja di World Food Program (WFP) PBB,” ungkap Humas Kemenlu, Arrmanatha Nasir kepada waratwan, Senin (11/3/2019). (voa/ling)